Thursday, September 7, 2017

Ingin Kaya Raya Instan dengan Ritual Jual Sate Burung Gagak


Ritual sate burung gagak merupakan ciri khas ilmu pesugihan Dewi Lanjar. Konon, Dewi Lanjar memiliki kekayaan yang melimpah ruah, berupa harta emas lantakan dan tumpukan uang yang tak terhitung jumlahnya. Tidak berseri istilahnya. Dan uniknya, mata uang yang dimiliki Dewi Lanjar ini mengikuti mata uang yang berlaku di alam manusia. Konon, mata uang rupiah, dolar Amerika, dolar Singapura, ringgit Malaysia dan lain-lain, terdapat dalam tumpukan uang yang dimiliki Dewi Lanjar.

-------

Sebulan sebelum ritual yang dilakukan Pak Rame di hutan bukit Suharto.

Malam semakin kelam di hutan itu.

Bulu kuduk Pak Di meremang tanpa bisa ditahan. Mulutnya komat-kamit makin cepat membaca mantra pemanggil jin yang dikuasainya. Angin berhembus sangat dingin dan membuat ngilu tulang. Daun-daun pepohonan di sekitarnya melambai diterpa angin menimbulkan suara hembusan seperti suara badai.

Sementara wanita yang duduk di sebelah Pak Di wajahnya kaku dan tampak tabah mengipasi arang agar tetap menyala. Panas arang tak mampu menghangatkan suasana. Hanya aroma daging terbakar tercium bercampur wangi dupa yang dibakar Pak Di. Wanita itu membolak-balikan sate gagak yang dipanggangnya agar matang rata sambil menawarkan satenya, "Sate gagak lezat...sate gagak...sate gagak...." Demikian berulang-ulang dengan suara bergetar karena jerih dan gentar.

Tiba-tiba puluhan anak kucing muncul mengitari wanita yang memanggang dan menawarkan sate gagak itu. Mereka mengeong ramai berisik menambah suasana makin seram. Tiba-tiba angin berhembus kencang dan udara dingin makin membuat menggigil. Hanya ada cahaya arang pembakaran yang menerangi.

Seorang pemuda tampak duduk menggigil ketakutan di belakang Pak Di. Keringat mengucur deras dan pakaian kumalnya basah oleh keringat. Kedua tangannya tampak memegang kantong terigu putih kumal.

Tiba-tiba bayangan hitam tinggi besar berwajah mengerikan muncul. Senyumnya menyeriangi ngeri. Matanya bersinar merah menyala tajam menatap satu persatu-satu ketiga orang di hadapannya. Kedua tangannya berbulu lebat dan bau anyir darah. Tangannya berjari berkuku tajam kotor. Bau bangkai tercium menyengat. Pemuda berbaju kumal yang duduk di belakang Pak Di itu tampak terkencing karena ketakutan. Ia memejamkan mata karena ketakutan setengah mati. Sedangkan wanita yang duduk di sebelah Pak Di pingsan dengan kipas sate di tangannya tergenggam erat. Pak Di membuka matanya perlahan selebar mungkin sambil berkata pelan.

"Aki, kami membuatkan sate gagak untukmu. Bayarlah sate itu dengan uang yang kami butuhkan....!" kata Pak Di begitu bayangan hitam itu menatapnya.

Makhluk hitam tinggi menyeramkan yang dipanggil Aki itu menjawab mengertak mendengus, "Sate gagak itu untukku. Untuk menambah kemampuanku. Ini pembayaranku..!! Jika kamu gandakan sate gagak yang kuperlukan akan kulipatkan 1,000 kali pembayaranku sekarang!"

Selesai berkata, makhluk tinggi besar hitam berbau busuk dan menyeramkan itu lenyap bersama sate gagal yang matang. Secepat kilat terdengar bunyi barang terlempar ke dalam kantong terigu putih kumal. Puluhan anak kucing yang mengeong berisik itu juga lenyap tak berbekas. Sunyi. Hanya hembusan nafas Pak Di yang terdengar.

Pak Di melihat isi kantung dimana Aki melempar pembayarannya. Ia meneranginya dengan sentolop. Pak Di tersenyum melihat segepok uang berbau dupa itu. Ada 10 juta rupiah hasil penjualan sate gagak pada jin Aki. "Ritualku yang akan datang akan dibayar 10 milyar," gumam Pak Di.

-------

Siapapun ingin kaya raya. Namun tak semua orang suka cara meraihnya. Hampir semua orang ingin kaya raya dengan cepat. Inginnya kaya raya mendadak tanpa kerja keras. Demi kekayaan itu, tak sedikit orang yang rela menempuh cara-cara aneh semisal babi ngepet, bercinta tukar pasangan, memelihara tuyul dan bertapa.

Berikut ini kisah nyata seorang yang mencari kekayaan dengan cara pintas.

Adalah Pak Rame (bukan nama sebenarnya) yang melakukan ritual yang disebut "jual sate burung gagak". Pak Rame dikenalkan kepada saya sebagai salah satu tim sukses salah satu calon bupati di Kabupaten Sangatta. Kami bertemu kemarin di tempat saya menginap di di sekitar Jalan Diponegoro, Kota Sangatta, Kalimantan Timur.

Di sela-sela diskusi soal bisnis ia menceritakan kisah dirinya yang pernah mencari kekayaan lewat jalan pintas dengan ritual jualan sate. Saya yang suka mendengar kisah seram dan horor pun tahu bagaimana supaya pembicaraan menjadi gayeng. Saya menghidangkan kopi luwak dan cemilan kacang kegemaran saya.

"Saya betul-betul sudah putus asa," demikian ia memulai kisahnya. "Bisnis saya hancur total dan tak ada yang tersisa. Kehidupan saya dan keluarga menjadi amat sulit. Saya sudah tak punya modal sama sekali. Tak tahu lagi saya harus bagaimana menjalani hidup," lanjut Pak Rame dengan muka tampak sedih.

"Hutang bukannya berkurang, malah menumpuk karena kesulitan. Sudah puluhan usaha saya lakukan untuk mengembalikan bisnis, namun selalu berujung kegagalan. Akhirnya, dalam perjalanan usaha itu saya bertemu dengan "orang pintar" dari Banten. Namanya Pak Di (bukan nama sebenarnya). Pak Di mengatakan kepada saya bahwa ia bisa membantu memperoleh kekayaan dengan cara cepat dengan ritual tertentu."

Pak Rame meraih kopi yang saya hidangkan untuknya. Ia menyeruput kopi panas itu dan menikmatinya sebentar.

"Terus bagaimana, Pak?" saya bertanya seraya membuka toples kacang dan mengambilnya untuk saya cemil.

"Pak Di bilang jika saya ingin cepat kaya saya harus melakukan ritual jual sate gagak kepada jin di bukit Suharto pada waktu dini hari. Bukit Suharto itu antara Balikpapan dan Samarinda. Bergidik awalnya saya mendengar harus menjual sate burung gagak kepada jin. Melihat jin saja saya belum pernah, malah disuruh transaksi. Di dini hari lagi. Apalagi saya ini seorang penakut. Saya perlu waktu lama untuk memutuskan," kisah Pak Rame menceritakan dirinya.

-------

"Bagaimana keputusanmu, Ra?" tanya Pak Di suatu hari saat Pak Rame berkunjung ke rumahnya di Banten.

"Terserah Pak Di saja. Tapi saya terus terang saja, tidak punya dana," Pak Rame menjawab seadanya.

"Begini saja, soal dana sudah ada yang menyediakan. Namanya Pak Gu (bukan nama sebenarnya). Ia bersedia menanggung biaya tiket, hotel, sewa kendaraan dan belanja bahan keperluan ritual. Dia minta 40 persen saja. Kamu 30 persen. Sisanya 30 persen saya. Rencananya sate itu kita jual sama si Aki (panggilan si jin) 10 milyar saja" jelas Pak Di.

"Seperti yang saya ceritakan padamu, sebelumnya saya berhasil menjual sate burung gagak kepada Aki bernilai 10 juta untuk 10 tusuk. Waktu itu dia berjanji akan melipatkan 1,000 kali jika kita gandakan satenya. Sebelum pergi waktu itu, jin Aki bilang mau beli lagi dengan harga 10 milyar," jelas Pak Di meyakinkan Pak Rame.

"Kamu yang menyembelih dua burung gagaknya sesuai perintah, mempersiapkan dagingnya untuk sate dan sekaligus membakar dan menjual satenya kepada jin Aki. Sedangkan saya yang membaca mantra-mantranya. Bagaimana, Ra?" Pak Di bertanya kepada Pak Rame.

Pak Rame diam. Ia masih bergidik. Terkadang bulu romanya berdiri jika ia membayangkan bertemu dengan jin Aki. Namun kebutuhan ekonomi terus menggerogoti dan mencekiknya membuat ia harus mengiyakan tawaran melakukan ritual itu.

"Iya Pak Di!"

Pak Di tersenyum gembira mendengar jawaban Pak Rame.

"Jika sudah setuju. Kita segera bersiap-siap," kata Pak Di kepada Pak Rame.

-------

Pak Rame memeriksa sekali lagi perlengkapan untuk ritual jualan sate burung gagak malam nanti. "Kantung terigu putih kumal 10 buah, tikar, golok, kipas, arang dua tas plastik, tusuk sate 20 biji, pemanggang sate, kecap, burung gagak hidup yang gemuk dua ekor, pisau sembelih dan termos besar berisi air mendidih.....hmmm...lengkap sudah," gumam Pak Rame. Perlengkapan ritual lainnya disediakan oleh Pak Di.

"Bagaimana Ra, sudah siap berangkat? Sudah pukul 9 malam ini. Mantapkan tekadmu, hilangkan rasa takutmu" nasehat Pak Di memotivasi Pak Rame.

Kami berempat sampai di bukit Suharto pukul 11 malam. Sopir mobil sewaan memarkir di pinggir jalan menuju jalan kecil di sebelah kiri jalan.

"Kamu ke area peristirahatan saja. Jika kami sudah selesai, saya akan menelepon kamu," kata Pak Di kepada sopir sewaan itu. Sopir sewaan mengiyakan dan cepat pergi.

Satu jam kami bertiga berjalan menuju tengah hutan gelap gulita menyusuri jalanan setapak dengan sentolop dipandu Pak Di yang sebelumnya telah berhasil memimpin ritual ini.

Kami bertiga sampai di lokasi ritual yang hanya diketahui Pak Di. Kami membersihkan lokasi itu sekedarnya agar kami bisa menggelar tikar. Suara binatang malam menambah suasana seram di hutan. Suara jangkerik mengerik, suara burung hantu terdengar bersahutan. Sesekali terdengar lolongan anjing.

Pak Rame mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuat sate. Pak Di pun sibuk dengan persiapan "uborampe" sajian untuk membuka alam ghaib agar bisa mendatangkan jin Aki yang sudah memesan sate burung gagak. Pak Gu karena ia mengeluarkan uang untuk seluruh biaya, ia hanya duduk-duduk saja sambil menghisap rokoknya.

Pak Di memberi isyarat siap dan akan memulai ritual kepada kedua rekannya itu. "Ra, kamu sembelih kedua burung itu setelah ada aba-aba dari saya," pesan Pak Di. "Tugasmu hanya memeriksa kantung tempat pembayaran dari jin Aki, Gu," lanjut Pak Di.

Pak Di pun membakar dupa dan mulai mengucapkan mantra-mantra.

Malam semakin gelap dan terasa dingin akibat hembusan angin malam. Suasana makin seram dengan aroma dupa yang menyengat bertebaran. Suara burung hantu semakin sering bersahutan. Dari kejauhan suara anjing melolong keras dan gelisah. Suara burung gagak yang dibawa Pak Rame pun ikut bersahutan. Pak Di pun memberi tanda agar burung gagak semuanya disembelih.

Dengan cepat Pak Rame segera menyembelih kedua burung gagak itu. Terdengar suara jeritan kesakitan dari burung gagak saat lehernya ditebas pisau tajam Pak Rame. Darahnya muncrat membasahi tangan Pak Rame. Menggelepar sebentar, lalu mati. Dengan cepat Pak Rame mencabuti bulu-bulu burung itu dengan air panas yang sudah ia siapkan sebelumnya. Tak berapa lama 20 tusuk sate burung gagak mentah pun siap dipanggang.

Aroma bau daging pun menyeruak gurih saat sate daging burung gagak itu mulai dipanggang. Kecap menambah gurih aromanya. Sate pun matang dengan cepat. Pak Rame pun menawarkan sate burung gagak matang itu dengan suara rendah, "Sate gagak...sate gagak....pesananmu sudah matang Aki. Bawakan uang pembayarannya," demikian Pak Rame menawarkan.

Pak Di semakin mempercepat mantra-mantranya, suaranya terdengar kadang naik turun seperti dengungan. Keringat dari dahi dan lehernya tampak menetes. Konsentrasi Pak Di meninggi.

Angin malam bertambah kencang suara derik cabang-cabang pohon bergesekan terdengar keras. Suara burung hantu pun semakin ramai bersahutan seolah memberitahu akan ada makhluk datang. Tak berapa lama suasana bertambah dingin. Angin berhembus sangat kencang di lokasi itu. Tiba-tiba bayangan hitam berkelebat disertai lolongan gerombolan serigala yang memancarkan sinar mata buas kelaparan. Mengerang keras di di depan Pak Di. Pak Di bergeming. Ia tak terpengaruh. Pak Gu pun tampak tenang karena ia sejak awal sudah memejamkan matanya menggunakan penutup mata.

Namun sebaliknya terjadi pada Pak Rame. Demi melihat belasan serigala buas yang seolah kelaparan dan ingin memangsanya mengelilingi lokasi ritual itu, Pak Rame takut bukan kepalang. Ia tak siap, pikirannya mengutuk Pak Di kenapa sebelumnya ia tidak bercerita bahwa ada segerombolan serigala akan muncul. Tak sadar ia pun mengucapkan ayat-ayat suci yang pernah ia pelajari sewaktu mengaji. Tak sadar ia pun membaca ayat kursi yang kakeknya mengajarkan jika ada makhluk jadi-jadian muncul. Namun suara Pak Rame tercekat, ia tak mampu mengeluarkan suara, sehingga ayat-yata itu pun hanya diucapkan dalam hati.

Mungkin belasan serigala buas itu merasa ada yang lebih menakutkan mereka. Satu persatu serigala itu lenyap tak berbekas. Pak Rame pun berkurang rasa takutnya. Ia merasa punya perlindungan dengan membaca ayat-ayat pengusir makhluq jadian. Ia pun kembali menawarkan kembali sate burung gagak itu. Sementara Pak Di semakin mempercepat mantra-mantra yang dibacanya. Mulutnya komat-kamit cepat sekali, beberapa kali ludahnya muncrat. Badannya bergetar. Ia berusaha memanggil jin Aki agar segera datang mengambil pesanan sate yang dipesannya sebulan yang lalu.

Namun, bersamaan dengan lenyapnya belasan serigala itu, bayangan hitam tinggi besar juga turut lenyap tak berbekas. Keduanya mungkin terasa terbakar dengan bacaan ayat-ayat kursi yang diucapkan dalam hati oleh Pak Rame.

Satu jam berlalu.....

Dua jam terlewati.....

Tiga jam sudah.....

Pak Rame menawarkan sate burung gagak tanpa henti. Pak Di terus membaca mantra-mantra yang dikuasainya tanpa henti hingga butiran keringat yang keluar seperti butiran jagung. Sementara Pak Gu tenang duduk di belakang Pak Di sambil kedua tangannya memegang kantung terigu putih kumal seolah siap kapan saja menerima pembayaran sate burung gagak pesanan jin Aki.

Sampai shubuh tak ada tanda-tanda jin Aki mengambil pesanan sate gagak yang sudah disiapkan ketiga orang itu.

Pak Di pun berhenti membaca mantranya. Ia pun memberi tanda kepada Pak Rame agar berhenti menawarkan sate burung gagak. Kepada Pak Gu, Pak Di memberi tanda agar membuka penutup matanya.

Ketiganya kelihatan sangat lelah, karena semalaman terus berjaga. Kantuk tak dapat ditahan. Ketiganya pun tanpa sadar tertidur lelap.

-------

Sebelum berpisah, Pak Rame berpesan kepada saya untuk bekerja sebaik-baiknya dengan disertai doa ikhlas kepada Tuhan saja. Karena tidak hanya ritual sate burung gagak saja yang dilakukan oleh Pak Rame, ritual-ritual lainnya untuk mendapatkan kekayaan secara instan pun sudah dilakukannya berkali-kali. Semua nihil. Semua sia-sia. Cerita keberhasilan yang ada adalah bumbu manis cerita yang menyesatkan saja. Membuang uang, tenaga dan waktu saja.

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Kisah di atas adalah kisah nyata berdasarkan pengalaman Pak Rame yang diceritakan kepada saya di Sangatta.
***) Jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter adalah kebetulan semata.

Disalin dari : http://www.kompasiana.com/oun.samlanh/misteri-malam-jumat-ingin-kaya-raya-instan-dengan-ritual-jual-sate-burung-gagak_55cca85b1cafbd47178ff31a

Monday, September 4, 2017

Gara Gara Saracen, Anies Terancam Batal Dilantik, Berikut Himbauan Tegas Mendagri

BREAKING NEWS - Ketua Sindikat Saracen Jasriadi mengaku pernah melakukan pertemuan besar-besaran dengan para anggotanya menjelang Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Jasriadi, pada 2016, Agus Setiawan mengajaknya bertemu dengan para anggota Saracen dalam acara silaturahmi akbar.

Agus Setiawan merupakan salah satu pimpinan Saracen yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

 

 "Silaturahmi akbar itu waktu Pilkada DKI. Itu pertemuannya saya enggak tahu persis, di situ ada ceramah cara memilih pemimpin. Tapi lebih detailnya saya lupa karena sudah lama," kata Jasriadi kepada Liputan6.com, baru-baru ini.

Bahkan saat itu, kata Jasriadi, ada media yang meliput pertemuan tersebut. "Itu sekitar bulan 6 (Juni) atau 7 (Juli) itu," ujar dia.

Meski demikian, Jasriadi mengaku pertemuan itu tak ada sangkut pautnya dengan Saracen.

Para anggota Saracen tersebut pertama kali bertemu saat menjadi simpatisan salah satu calon presiden dan wakil presiden yang gagal pada Pilpres 2014.

"Perkenalan kita di medsos, waktu itu kan ada Pilpres 2014 kebetulan kita simpatisan salah satu calon yang gagal ya. Nah di situ kita kenal dengan yang seide, dan dari situ setiap yang seide ya kita kenal," tandas Jasriadi.

Diskualifikasi Pemenang Pilkada yang Terlibat Saracen

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta kepolisian untuk mengusut tuntas jaringan penebar kebencian Saracen, termasuk mengungkap siapa pemesan beritahoax atau berita bohong kepada Saracen.

"Seluruh parpol (partai politik) termasuk pemerintah harus mendorong (kepolisian) untuk mengusut tuntas siapakah di belakang kelompok ini? Apakah hanya urusan bisnis semata, termasuk siapa yang memesan berita yang mengujar kebencian berkaitan dengan SARA, fitnah. Ini harus kita berantas," ujar Tjahjo.

Tjahjo mengatakan, jika ada pasangan calon dalam pemilihan legislatif (pileg), pemilihan kepala daerah (pilkada), maupun pemilihan presiden (pilpres) yang terbukti menyebarkan ujaran kebencian dan SARA, harus ditindak tegas bahkan harus didiskualifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam kontrol atau pengawasan DPR.

"Terkait pilkada, pileg, pilpres, juga harus jadi momentum baik untuk KPU dan Bawaslu dalam kontrol, pengawasan DPR siapa pun pasangan calon yang mengumbar kebencian, hujat, ujaran, dan fitnah harus ditindak tegas. Harus ada adu program, adu konsep," kata Tjahjo.

"Kalau ada tim sukses paslon (pasangan calon), paslon, dalam kampanye pilkada atau pilpres yang menyebar berita hoax pada intinya saya kira harus didiskualifikasi," lanjut dia.
Baca juga ; MIRIS.... BIKIN SEDIH... INILAH ISI SELEMBAR SURAT AHOK UNTUK ACARA TERAKHIR NAJWA SHIHAB YANG MEMBUAT SEMUA ORANG MENANGIS

Menurut Tjahjo, jika tidak ada tindakan tegas yang dilakukan, mekanisme demokrasi dalam pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah, maupun pemilihan presiden akan rusak. Itu karena, kata dia, salah satu syarat sukses gelaran tersebut adalah tidak adanya kampanye yang berbau SARA dan fitnah.

"Kalau enggak (ditindak tegas), akan merusak mekanisme demokrasi kita karena syarat pileg, pilpres, pilkada sukses itu tingkat partisipasi politik baik, tidak ada politik uang dan tidak ada kampanye yang menyesatkan, menghujat, berbau fitnah," tandas Tjahjo. [islamnesia]

Monday, June 5, 2017

Kisah Misteri Seorang Pemuda yang Ditolong Makhluk Ghaib di Puncak Suroloyo. Aneh dan Bikin Merinding



Puncak Suroloyo adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kulonprogo. Berada di ketinggian 1.019 meter tepatnya di Perbukitan Menoreh, Suroloyo jadi perbukitan paling tinggi di seantero Daerah istimewa Yogyakarta, mengecualikan Gunung Merapi. Pemandangan alam yang tersaji di Suroloyo pun ciamik. Kamu bisa menyaksikan hijaunya persawahan diKulonprogo hingga secuil Borobudur nun jauh di sana.

Namun di balik keindahan yang dipersembahkan Puncak Suroloyo, tempat ini juga menyimpan berbagai kisah mistis. Salah satunya dialami oleh salah seorang kawan yang saat itu mengalami kejadian ganjil di sekitar Puncak Suroloyo. Mau tahu ceritanya, yuk simak ceritanya…

Sebut saja namanya Gun, 20 tahun saat itu. Dia hendak pulang dari makrab di daerah Suroloyo, dan sialnya, ia turun di waktu malam…

Gun adalah mahasiswa yang kebetulan menjadi panitia makrab sebuah organisasi di kampusnya. Makrab kali ini berada tak jauh dari Puncak Suroloyo. Saat makrab, ada beberapa kejadian ganjil yang terjadi. Namun kita tak usah bahas apa yang terjadi di sana, karena topiknya adalah kisah misteri yang dialami Gun sewaktu pulang dari sana.

Saat itu, pukul 9 malam, peserta makrab sudah pulang sedari tadi menuju Kota Jogja. Sementara Gun dan panitia pulang terakhir. Nah sialnya Gun jadi orang paling belakang yang turun dari tempat itu. Ia naik motor sendiri dan punya satu kekurangan fisik yang cukup fatal, dia tidak mahir menggunakan sepeda motor jika keadaan gelap. Maklum, jalanan berada di tengah hutan yang cuma ada pepohonan rimbun tanpa penerangan sama sekali. Sialnya lagi, dia mengantuk saat itu. Bahaya banget 'kan?

Tiba-tiba di tengah jalan ia bertemu dengan sesosok orang tua. Ia berhenti setelah tangan si kakek melambai-lambai di depannya…

"Nak, boleh kakek menumpang sampai ke Malioboro? tanya si kakek kepada Gun.

"Oh iya Kek, ayo bareng aja," jawab Gun

 Iya, tapi Kakek aja yang boncengin ya… " pinta si Kakek.


Di tengah kegelapan malam, Gun bertemu dengan seorang kakek tua yang sedang berjalan kaki menyusuri jalanan yang gelap itu. Ia melambaikan tangan meminta agar Gun berhenti. Si kakek ini ingin numpang ke Malioboro. Waktu itu kira-kira sudah masuk hampir pukul 22.00.

Gun pun dengan senang hati mengajak si kakek bareng di motornya. Namun anehnya, justru si kakek meminta agar dia yang membawa motornya, sementara Gun cukup membonceng saja. Gun yang mengantuk pun setuju dan ia membonceng kakek tua yang tidak tahu siapa.

Tiba-tiba, Gun terbangun. Si kakek pamit dan berterimakasih sudah mendapat tebengan motor. Ia pun berjalan kembali…

Gun terbangun di Monumen Jogja Kembali, saat si kakek pamit dan mengucapkan terimakasih. Malam sudah sangat larut, ia tidak sadar selama di motor tertidur sampai di Jogja. Hanya saja ia belum sadar bahwa peristiwa yang ia alami cukup janggal. Si kakek pun tidak berhenti di Malioboro, tapi di Monumen Jogja Kembali.

Gun yang baru saja tersadar sepertinya belum sepenuhnya bisa berpikir jernih. Gimana nggak aneh, ada seorang kakek yang berjalan sendirian di atas bukit dengan tujuan ke Malioboro, sekitar 40 km jauhnya. Jam 10 malam lagi. Mau ngapain coba? Keanehan kedua, si kakek memberhentikan Gun yang memang sedang ngantuk dan tidak mahir membawa motor. Ketiga, si kakek pun meminta dia yang memboncengkan Gun, alih-alih bonceng di belakangnya.

Kemudian Gun bercerita kepada teman-temanya sesama panitia. Sontak kawan-kawannya ketakutan dan Gun baru sadar bahwa kakek yang bersamanya bukan manusia. Apalagi banyak kejadian horor sewaktu pelaksanaan makrab. Hal-hal mistis itu makin membuat yakin bahwa kakek tersebut adalah jelmaan makhluk ghaib yang 'menolong' Gun yang kebetulan sangat mengantuk dan tidak mahir membawa motor di gunung.

Selama perjalanan sampai Jogja pun, bagaimana bisa Gun tidur dengan nyenyak di atas motor? Kurang aneh apalagi deh. Namun syukurlah Gun selamat sampai Jogja meskipun ditolong oleh entah makhluk apa. Menjelma dalam bentuk kakek tua yang modusnya minta diantarkan ke Malioboro.

Mitos-mitos memang sangat melekat dengan Perbukitan Menoreh dan Puncak Suroloyo, bahkan sejak zaman Kerajaan Mataram. Jadi tidak aneh jika banyak kejadian mistis di sana. Yang aneh adalah biasanya makhluk ghaib mengganggu atau mengusili manusia, eh yang ini justru membantu Gun yang sedang dalam masalah.

Disalin dari : http://www.hipwee.com/travel/kisah-nyata-seorang-pemuda-yang-ditolong-makhluk-ghaib-di-puncak-suroloyo-bikin-merinding-nih/

Mereka Rela Menjual Nyawa Demi Menjadi Kaya. Pesugihan, Dari Tuyul Sampai Nyi Blorong: Hanya Takhayul Dan Cerita Bohong?



Siapa tidak ingin kaya, dengan cara mudah dan dalam waktu cepat pula? Meskipun begitu, tidak lantas semua jalan kita terabas agar kita bisa mencapai tempat teratas.

Pesugihan, mulai tuyul sampai Nyi Blorong menimbulkan pertanyaan besar di hati kita, apakah semua itu hanya cerita takhayul dan berita bohong?


Bersama rekan-rekan wartawan, saya pernah mengumpulkan cerita dari mulut ke mulut itu sampai mendapatkan kisah-kisah ini. Berikut tiga kisah yang berhasil saya kumpulkan dari rekan wartawan maupun sahabat pelayanan.

Nyi Blorong Bukan Cerita Bohong


"Mbak, malam ini Ibu dan Bapak mau kondangan ke kota. Kamu jaga rumah, ya. Jangan lupa mandi yang bersih. Malam ini tidur saja di kamar Ibu dan Bapak, ya. Bapak dan Ibu akan menginap di kota," ujar nyonya rumah kepada pembantunya. Meskipun heran dengan permintaan tuan dan nyonyanya, pembantu rumah tangga itu hanya berkata, "Nggih, ndoro."

Setelah mandi bersih, malam itu Mbak Siti - sebut saja namanya demikian - mencoba tidur di kamar majikannya. Dia merasa sangat heran. Mengapa dia harus tidur di ranjang tuan dan nyonyanya? Rasanya aneh sekali jika seorang batur seperti dirinya tidur di ranjang tuan dan nyonya.

Malam itu dia gelisah sekali. Bisa jadi karena tidak terbiasa tidur di atas ranjang besar dan empuk. Atau, ini yang membuatnya gemetar, perasaan aneh yang membuatnya tidak bisa memejamkan mata walau sekejap pun. Menjelang tengah malam, dia mendengar suara-suara aneh, seperti benda besar yang bergesekan dengan tanaman dan rumput di halaman dan diselingi dengan suara seperti tiupan angin. Perasaan dingin mulai melingkupinya sehingga dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Semakin larut, semakit takut dia. Akhirnya dia memutuskan untuk turun dan sembunyi di balik lemari.

Baru saja dia merasa berada di tempat yang aman, tiba-tiba ...

"BRAKKK!"

Jendela kamar terbuka.

Dengan penuh ketakutan dia mengintip. Seekor ular besar merayap masuk langsung menuju ranjang. Dia bergidik membayangkan tadi dia tidur di situ. Ular itu mengaduk-aduk selimut. Tampaknya ular itu sedang mencari sesuatu. Saat tidak mendapatkan apa-apa, dia keluar kamar lewat jendela yang terbuka dengan desis kemarahan.

Pembantu rumah tangga itu gemetaran di balik lemari. Apa yang terjadi seandainya dia masih di atas ranjang? Membayangkannya sudah membuat keringat dingin bercuran dan lutut goyang sendiri.

Keesokan harinya, dia mendapat kabar bahwa majikannya mati mendadak dengan cara yang tidak wajar. Pembantu itu langsung kembali ke kampungnya.

Tuyul Bukan Takhayul


Meskipun belum pernah melihat sendiri, saya mendengar kisah-kisah tuyul dari orang-orang yang bisa saya percayai. Ada banyak versi tentang tuyul, tetapi dari sekian banyak yang saya dengar ceritanya, tuyul adalah makhluk halus berbentuk anak-anak kecil. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mulutnya miring ke atas. Mereka 'dipekerjakan' untuk mencuri uang dari masyarakat sekitar.

Namanya 'anak kecil', tuyul masih suka bermain, sehingga ada orang yang mencoba 'menjebak' mereka dengan cara yang unik. Mereka mengambil yuyu [kepiting kecil yang biasa ada di kali kecil di sawah] dan menaruhnya di toples yang dibalikkan serta menempatkannya di atas meja. Saat tuyul-tuyul datang, keinginan mereka untuk mencuri teralihkan. Mereka lebih senang bermain-main dengan yuyu yang ada di dalam toples. Dengan teknik dan upacara tertentu - katanya pakai rambut - mereka bisa ditangkap. Ketika tuyul itu 'dilombok' [mulut mereka dilumuri cabe yang sudah ditumbuk], majikannyalah yang akan kepedasan.

Orang-orang yang mencari pesugihan dengan memakai tuyul biasanya harus menyediakan makanan para tuyul, berupa bubur. "Jangan sajikan bubur yang panas, ya," ujar seorang majikan kepada pembantunya.

Suatu hari - entah karena lupa atau ingin 'mencobai' - pembantu rumah tangga itu menyajikan bubur di tempat yang sudah ditentukan sang majikan. Namun, kali ini masih panas, baru saja diangkat dari kompor.

Keesokan harinya, dia kaget melihat mulut majikannya seperti terbakar dan menderita sariawan parah. Pembantu itu langsung diberhentikan. Ternyata, ketika tuyul makan bubur panas, pemiliknya ikut merasakannya.

Ayam Hitam Pembawa Kelam


Kisah pesugihan lain yang saya dengar mengisahkan pasangan suami-istri usahawan yang sedang mengalami kebangkrutan. Oleh seorang teman, mereka dirujuk menemui orang pintar. Mula-mula pasangan suami-istri ini keberatan karena mereka memang umat beragama. "Tenang, orang itu bukan dukun. Lakukan saja apa yang mereka katakan dan usahamu akan bangkit kembali," demikian iming-iming temannya.

Sekadar mencoba tidak apa-apa. Begitu mungkin yang ada di hati pasangan yang sedang galau itu. Mereka berangkat menemui orang pintar itu. Ternyata benar, tidak ada menyan segala. Mereka pun tidak dijampi-jampi dan diberi jimat. Mereka hanya diminta untuk kembali sambil membawa ayam hitam seluruhnya. Setelah itu, ayam yang mereka bawa diolah oleh istri orang pintar itu. Mereka diminta menunggu di ruang tamu.

Begitu ayam selesai diolah menjadi ayam panggang, mereka hanya diminta untuk menghabiskannya. Secara wajar, mereka bisa menghabiskan ayam itu. Bukan hanya karena ukurannya kecil, tetapi mereka memang belum makan dan ayam olahan itu tampak menggiurkan.

Namun, begitu sang suami mematahkan satu paha ayam untuk dia gigit, ada perasaan tidak enak yang tiba-tiba saja menyergap hatinya.

Perasaan yang sama dirasakan sang istri.

Mereka memutuskan untuk tidak jadi makan.

Baru saat tahu mereka menolak makan ayam hitam itu, orang pintar yang tadinya ramah tiba-tiba berubah. Dia naik pitam dan mengusir mereka keluar rumah tanpa mau dibayar.

Sesampai di perumahan tempat mereka tinggal, pasangan suami-istri itu kaget karena rumah mereka dikerumuni para tetangga. Ternyata anak mereka yang sedang bermain di jalan tertabrak kendaraan dan pahanya patah. Mereka langsung terduduk lemas. Apa yang akan terjadi seandainya mereka menghabiskan ayam panggang tadi? Sekali lagi, pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Peringatan Tuhan yang Seharusnya Kita Perhatikan


Berdasarkan tiga kisah orang-orang yang mencari pesugihan di atas, kita bisa mengambil pelajaran yang sangat penting:

1. Tidak ada makan siang gratis

Pesugihan, bagaimanapun bentuk dan caranya, tidak gratis. Ada harga yang harus kita bayar. Bayarannya jauh lebih mahal ketimbang yang bisa kita bayangkan. Ada yang anggota keluarganya jadi gila, bahkan meninggal dunia. Orang mengenalnya dengan istilah 'tumbal'.

2. Kerja keras dan bukan jalan pintas

Untuk naik ke atas atau menaikkan taraf hidup kita, kerja keras tidak boleh digantikan dengan jalan pintas. Namanya saja jalan pintas, kita tidak tahu apa yang ada di depan.

Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

Jangan terlalu cepat menerabas untuk sampai ke atas. Perlu anak-anak tangga untuk kita tapaki.

3. Jangan pernah lupakan Tuhan dalam setiap keinginan

Tidak ada seorang pun yang bisa melawan hukum alam, apalagi melawan Tuhan. Jauh lebih bijak jika kita mengikuti aturan yang sudah Tuhan tetapkan.

Kitab Suci mengajar kita untuk tidak salah jalan.

Adanya Hantu di Rumah Sakit Itu Sudah Biasa? Tenaga Medis Ungkap Pengalaman Ganjil yang Dialaminya



Adanya hantu di rumah sakit itu sudah biasa? Tenaga medis ungkap pengalaman yang mengesankan. (Internet)

Pada bulan hantu banyak pantangannya, misalnya jangan jemur pakaian di malam hari, jangan pindah rumah, jangan berjalan di jalan pada tengah malam dan sebagainya.

Sementara rumah sakit adalah salah satu tempat terbanyak "kegaduhan" dalam penanggalan tradisi Tionghoa, yang mengurus kelahiran dan kematian manusia. Tak peduli apakah itu Juli dalam penanggalan Tionghoa atau bukan, fenomena disini (rumah sakit) bahkan membuat dokter juga harus percaya.

Seorang netizen membagi cerita tentang pengalamannya. Asal tahu saja, setiap tempat tidur pasien di rumah sakit itu pasti ada yang meninggal. Ada beberapa tempat tidur yang terus menerus mengalami sesuatu, sehingga membuat dokter terpaksa menutup ranjang bekas pasien meninggal.

Setelah lama bekerja, pasti ada rekan-rekan seprofesi yang mengingatkan Anda, jangan berjalan di pinggir, harus menyamping kalau masuk ke kamar pasien. Anda mungkin berpikir itu itu hanya untuk menakut-nakuti, tapi Anda akan percaya nantinya seiring dengan bergulirnya waktu.

Ada banyak hal aneh yang bisa terjadi di rumah sakit, seperti misalnya ada pasien yang memberitahu Anda, "Ada berapa orang yang berdiri di sudut-sudut rumah sakit," "ada sesuatu di langit-langit" atau sering terjadi kondisi yang tidak stabil pada pasien, kadang baik atau sebaliknya. Begitu terus dan berulang, saat melakukan penyelamatan darurat, paman (dokter senior) akan memberitahu Anda barusan lehernya dicekik "sesuatu yang negatif" (makhluk halus).

Hal yang paling menjengkelkan para tenaga medis adalah sistem kerja shift, terutama pada jam empat atau lima menjelang pagi, bahkan terkadang saking sunyinya akan terdengar suara dari hembusan masker oksigen, dan saat seperti ini akan tercium aroma tak sedap dari sudut-sudut tembok.

Ada yang mencium aroma harum orang sembahyang, tapi aromanya lenyap seketika begitu diperiksa, tidak tercium lagi. Kemudian saat masuk ke kamar pasien, terlihat wajah pasien tampak pucat pasi, dalam keadaan kurangnya tenaga medis, dimana ketika harus segera memanggil dokter jaga. Sementara semuanya dalam keadaan tidur pulas di saat demikian, sehingga sulit menemukan bantuan tenaga.

Meskipun tidak ada bau yang ganjil, tapi bergidik juga oleh sayup-sayup suara dari perangkat medis atau pintu otomatis yang terbuka dan tertutup sendiri, saat demikian kakak senior akan berteriak, "Kalau kamu mau masuk, masuk saja, atau keluar kalau tidak ingin masuk!" Keadaan pun menjadi hening.

Namun, selain hal-hal aneh yang membuat orang bergidik takut, ada juga kejadian yang mengesankan. Seperti misalnya, pernah suatu ketika merawat seorang pasien wanita, sebut saja namanya tante Rosa, dimana meskipun kondisi penyakitnya serius, tapi tetap saja akan mengunjungi atau memijatnya, bahkan berjanji akan pergi bersama Tante Rosa ke gunung Lala memetik buah kalau sudah membaik.

Tapi, ternyata kondisi penyakitnya tidak tertolong lagi, dalam mimpinya. Ia bermimpi tante Rosa yang memakai pakaian abu-abu membawanya memetik buah persik, dan setelah terjaga, baru diketahuinya kalau tante Rosa dalam mimpinya itu telah tiada barusan.

Tak lama setelah itu, putri tante Rosa membawa sekotak besar buah persik, dan pakaian yang dikenakan putrinya adalah pakaian abu-abu yang dikenakan tante Rosa dalam mimpinya barusan, sontak saja hal ini membuatnya tertegun.

Sebenarnya, pasien yang dirawat di rumah sakit adalah saat fisiknya paling lemah, dimana ketika fisiknya lemah akan mudah melihat "saudara baik-nya dari alam sana". (nownews.com/jhoni/rp)

Sumber : http://erabaru.net/2017/03/30/adanya-hantu-di-rumah-sakit-itu-sudah-biasa-tenaga-medis-ungkap-pengalaman-ganjil-yang-dialaminya/

Tuesday, April 11, 2017

Heboh, Bocah 4 Tahun ini Disunat oleh Jin

Aneh, inilah yang terjadi pada bocah 4 tahun bernama Sangaji Surya Wiguna alias Aji ini. Apa yang dialami bocah ini membuat warga Kampung Bojong Tengah, Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor Heboh. Lantaran aji mengalami kejadian yang tidak biasa, ia dikabarkan telah disunat oleh Jin. 

Heboh, Bocah 4 Tahun ini Disunat oleh Jin
Jawapos.com

“Ini memang kejadian yang di luar logika,” kata Ali ayah Aji saat menuturkan kepada awal mula peristiwa itu kepada Pojokjabar (Jawa Pos Group).

Awal mula kejadian ini usai mandi sore yang menjadi rutinitas biasa Aji. Saat sebelum magrib, Dasep (17) yang merupakan keponakan tengah memandikan Aji. Tidak ada kejadian aneh saat memandikan AJi. Sampai akhirnya Dasep bersiap untuk salat magrib. Sedangkan Aji memakai pakaiannya sendiri. 

“Tiba-tiba anak saya  mengeluhkan kemaluannya. Titit Aa merah kaya berdarah ujung tititnya ga ada,” ungkapnya menirukan keluhan Aji saat mengetahui seperti sudah disunat.

Saat itulah, alat kelamin Aji secara tiba-tiba saja berubah seperti sudah disunat. Spontan saja kejadian ini mengagetkan keluarga. Sang neneknya pun mencoba untuk memeriksa dan benar saja. 

“Ini sih seperti yang disunat,” ungkap sang nenek.

Saat itu juga, Aji langsung dibawa ke rumah oleh neneknya untuk melaporkan kejadian aneh tersebut kepada ibu Aji. Ibu Aji pun terkejut setelah mengetahui kejadian diluar kepala tersebut. Melihat kanehan itu, Santi membawa anaknya AJi ke mantri sunat Haji Acep yang dikenal sebagai kesepuh desa. 

“Kami bawa ke Pak Haji Acep untuk minta keterangan atas yg terjadi pada Aji,” imbuhnya. Di sana Aji mengaku tidak ada yang aneh saat ditanya perihal kejadian saat mandi. Tidak bertemu dengan siapa atau melihat sosok aneh. Meski kondisi kelaminnya tersunat rapih, Aji tidak merasakan sakit apa-apa.

Ali mengaku jika kejadian ini tidak dapat dijelaskan dan tidak masuk akal. Saat dalam kandungan sang ibu, usia istrinya mengandung sampai 11 bulan hampir saja 1 tahun. 

“Memang Aji saat dikandung lama hampir setahun,” bebernya.

Ali juga berharap jika kejadian yang dialami oleh anaknya ini dapat menjadi pelajaran untuk masyarakat. Sehingga bermanfaat dan juga tidak menyimpang dalam akidah keluarga dan juga pembaca.

Ia juga sempat mengatakan. 

“Semua ini adalah Rahmat dari Allah SWT. Kami meminta doanya semoga Aji menjadi anak yang sholeh, pintar, sehat, dan berbakti pada orangtuanya, agama, dan negara,” pungkasnya.

Jawapos.com

Astaga, Setelah 7 tahun Menikah, Wanita ini Diceraikan Suaminya Gara-gara Bau Kaki

Biasanya pasangan suami istri itu bercerai disebabkan oleh beberapa alasan seperti kekerasan dalam rumah tangga, faktor ekonomi dan perselingkuhan yang menjadi penyebab utama perceraian. Namun tampaknya hal tersebut tidak terjadi dengan kasus satu ini. Di China, seorang suami menceraikan istri gara-gara kakinya yang bau! Padahal pasangan ini sudah menikah selama 7 tahun. Aneh bukan?

Astaga, Setelah 7 tahun Menikah, Wanita ini Diceraikan Suaminya Gara-gara Bau Kaki
Mynewshub.cc

Dilansir dari lama Mynewshub.cc, laki-laki tersebut mengaku bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi dengan bau busuk kaki istrinya itu. Itulah yang membuat pria bernama Su itu memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga mereka yang dibangun selama 7 tahun. Ia juga mengaku bahwa dirinya sudah berulang kali meminta istrinya untuk mencuci kakinya. 

Namun istrinya tidak pernah menghiraukannya. Menurut Su yang berasal dari Henan, China mengatakan jika istrinya lebih rela jika suaminya mencekiknya sampai mati daripada harus mencuci kakinya. Padahal kakinya itu sangat berbau busuk, bahkan bisa membuat orang yang menciumnya mengalami sakit kepala. 

Su juga mengatakan jika istrinya itu orang yang jorok, dia juga sering meletakkan bajunya di sembarang tempat. Selama 7 tahun ia berulang kali meminta istrinya untuk membersihkan diri tetapi sang istri tidak pernah mau berubah. 

“Setiap kali saya balik rumah, bau kakinya itu semakin kuat, saya telah mengatakan kepadanya bahwa saya tidak dapat menerima kondisi yang bersangkutan, tetapi sia-sia saja,” kata Su.

Su juga mengatakan jika Istrinya hanya mandi sekali dalam 3 atau 5 hari ketika musim panas. Istrinya awalnya enggan bercerai namun Su bersikeras karena tidak sanggup lagi. Perempuan itu tidak mau juga merubah kebiasannya dan memilih untuk bercerai dengan suaminya Su.