Showing posts with label PESUGIHAN. Show all posts
Showing posts with label PESUGIHAN. Show all posts

Thursday, September 7, 2017

Ingin Kaya Raya Instan dengan Ritual Jual Sate Burung Gagak


Ritual sate burung gagak merupakan ciri khas ilmu pesugihan Dewi Lanjar. Konon, Dewi Lanjar memiliki kekayaan yang melimpah ruah, berupa harta emas lantakan dan tumpukan uang yang tak terhitung jumlahnya. Tidak berseri istilahnya. Dan uniknya, mata uang yang dimiliki Dewi Lanjar ini mengikuti mata uang yang berlaku di alam manusia. Konon, mata uang rupiah, dolar Amerika, dolar Singapura, ringgit Malaysia dan lain-lain, terdapat dalam tumpukan uang yang dimiliki Dewi Lanjar.

-------

Sebulan sebelum ritual yang dilakukan Pak Rame di hutan bukit Suharto.

Malam semakin kelam di hutan itu.

Bulu kuduk Pak Di meremang tanpa bisa ditahan. Mulutnya komat-kamit makin cepat membaca mantra pemanggil jin yang dikuasainya. Angin berhembus sangat dingin dan membuat ngilu tulang. Daun-daun pepohonan di sekitarnya melambai diterpa angin menimbulkan suara hembusan seperti suara badai.

Sementara wanita yang duduk di sebelah Pak Di wajahnya kaku dan tampak tabah mengipasi arang agar tetap menyala. Panas arang tak mampu menghangatkan suasana. Hanya aroma daging terbakar tercium bercampur wangi dupa yang dibakar Pak Di. Wanita itu membolak-balikan sate gagak yang dipanggangnya agar matang rata sambil menawarkan satenya, "Sate gagak lezat...sate gagak...sate gagak...." Demikian berulang-ulang dengan suara bergetar karena jerih dan gentar.

Tiba-tiba puluhan anak kucing muncul mengitari wanita yang memanggang dan menawarkan sate gagak itu. Mereka mengeong ramai berisik menambah suasana makin seram. Tiba-tiba angin berhembus kencang dan udara dingin makin membuat menggigil. Hanya ada cahaya arang pembakaran yang menerangi.

Seorang pemuda tampak duduk menggigil ketakutan di belakang Pak Di. Keringat mengucur deras dan pakaian kumalnya basah oleh keringat. Kedua tangannya tampak memegang kantong terigu putih kumal.

Tiba-tiba bayangan hitam tinggi besar berwajah mengerikan muncul. Senyumnya menyeriangi ngeri. Matanya bersinar merah menyala tajam menatap satu persatu-satu ketiga orang di hadapannya. Kedua tangannya berbulu lebat dan bau anyir darah. Tangannya berjari berkuku tajam kotor. Bau bangkai tercium menyengat. Pemuda berbaju kumal yang duduk di belakang Pak Di itu tampak terkencing karena ketakutan. Ia memejamkan mata karena ketakutan setengah mati. Sedangkan wanita yang duduk di sebelah Pak Di pingsan dengan kipas sate di tangannya tergenggam erat. Pak Di membuka matanya perlahan selebar mungkin sambil berkata pelan.

"Aki, kami membuatkan sate gagak untukmu. Bayarlah sate itu dengan uang yang kami butuhkan....!" kata Pak Di begitu bayangan hitam itu menatapnya.

Makhluk hitam tinggi menyeramkan yang dipanggil Aki itu menjawab mengertak mendengus, "Sate gagak itu untukku. Untuk menambah kemampuanku. Ini pembayaranku..!! Jika kamu gandakan sate gagak yang kuperlukan akan kulipatkan 1,000 kali pembayaranku sekarang!"

Selesai berkata, makhluk tinggi besar hitam berbau busuk dan menyeramkan itu lenyap bersama sate gagal yang matang. Secepat kilat terdengar bunyi barang terlempar ke dalam kantong terigu putih kumal. Puluhan anak kucing yang mengeong berisik itu juga lenyap tak berbekas. Sunyi. Hanya hembusan nafas Pak Di yang terdengar.

Pak Di melihat isi kantung dimana Aki melempar pembayarannya. Ia meneranginya dengan sentolop. Pak Di tersenyum melihat segepok uang berbau dupa itu. Ada 10 juta rupiah hasil penjualan sate gagak pada jin Aki. "Ritualku yang akan datang akan dibayar 10 milyar," gumam Pak Di.

-------

Siapapun ingin kaya raya. Namun tak semua orang suka cara meraihnya. Hampir semua orang ingin kaya raya dengan cepat. Inginnya kaya raya mendadak tanpa kerja keras. Demi kekayaan itu, tak sedikit orang yang rela menempuh cara-cara aneh semisal babi ngepet, bercinta tukar pasangan, memelihara tuyul dan bertapa.

Berikut ini kisah nyata seorang yang mencari kekayaan dengan cara pintas.

Adalah Pak Rame (bukan nama sebenarnya) yang melakukan ritual yang disebut "jual sate burung gagak". Pak Rame dikenalkan kepada saya sebagai salah satu tim sukses salah satu calon bupati di Kabupaten Sangatta. Kami bertemu kemarin di tempat saya menginap di di sekitar Jalan Diponegoro, Kota Sangatta, Kalimantan Timur.

Di sela-sela diskusi soal bisnis ia menceritakan kisah dirinya yang pernah mencari kekayaan lewat jalan pintas dengan ritual jualan sate. Saya yang suka mendengar kisah seram dan horor pun tahu bagaimana supaya pembicaraan menjadi gayeng. Saya menghidangkan kopi luwak dan cemilan kacang kegemaran saya.

"Saya betul-betul sudah putus asa," demikian ia memulai kisahnya. "Bisnis saya hancur total dan tak ada yang tersisa. Kehidupan saya dan keluarga menjadi amat sulit. Saya sudah tak punya modal sama sekali. Tak tahu lagi saya harus bagaimana menjalani hidup," lanjut Pak Rame dengan muka tampak sedih.

"Hutang bukannya berkurang, malah menumpuk karena kesulitan. Sudah puluhan usaha saya lakukan untuk mengembalikan bisnis, namun selalu berujung kegagalan. Akhirnya, dalam perjalanan usaha itu saya bertemu dengan "orang pintar" dari Banten. Namanya Pak Di (bukan nama sebenarnya). Pak Di mengatakan kepada saya bahwa ia bisa membantu memperoleh kekayaan dengan cara cepat dengan ritual tertentu."

Pak Rame meraih kopi yang saya hidangkan untuknya. Ia menyeruput kopi panas itu dan menikmatinya sebentar.

"Terus bagaimana, Pak?" saya bertanya seraya membuka toples kacang dan mengambilnya untuk saya cemil.

"Pak Di bilang jika saya ingin cepat kaya saya harus melakukan ritual jual sate gagak kepada jin di bukit Suharto pada waktu dini hari. Bukit Suharto itu antara Balikpapan dan Samarinda. Bergidik awalnya saya mendengar harus menjual sate burung gagak kepada jin. Melihat jin saja saya belum pernah, malah disuruh transaksi. Di dini hari lagi. Apalagi saya ini seorang penakut. Saya perlu waktu lama untuk memutuskan," kisah Pak Rame menceritakan dirinya.

-------

"Bagaimana keputusanmu, Ra?" tanya Pak Di suatu hari saat Pak Rame berkunjung ke rumahnya di Banten.

"Terserah Pak Di saja. Tapi saya terus terang saja, tidak punya dana," Pak Rame menjawab seadanya.

"Begini saja, soal dana sudah ada yang menyediakan. Namanya Pak Gu (bukan nama sebenarnya). Ia bersedia menanggung biaya tiket, hotel, sewa kendaraan dan belanja bahan keperluan ritual. Dia minta 40 persen saja. Kamu 30 persen. Sisanya 30 persen saya. Rencananya sate itu kita jual sama si Aki (panggilan si jin) 10 milyar saja" jelas Pak Di.

"Seperti yang saya ceritakan padamu, sebelumnya saya berhasil menjual sate burung gagak kepada Aki bernilai 10 juta untuk 10 tusuk. Waktu itu dia berjanji akan melipatkan 1,000 kali jika kita gandakan satenya. Sebelum pergi waktu itu, jin Aki bilang mau beli lagi dengan harga 10 milyar," jelas Pak Di meyakinkan Pak Rame.

"Kamu yang menyembelih dua burung gagaknya sesuai perintah, mempersiapkan dagingnya untuk sate dan sekaligus membakar dan menjual satenya kepada jin Aki. Sedangkan saya yang membaca mantra-mantranya. Bagaimana, Ra?" Pak Di bertanya kepada Pak Rame.

Pak Rame diam. Ia masih bergidik. Terkadang bulu romanya berdiri jika ia membayangkan bertemu dengan jin Aki. Namun kebutuhan ekonomi terus menggerogoti dan mencekiknya membuat ia harus mengiyakan tawaran melakukan ritual itu.

"Iya Pak Di!"

Pak Di tersenyum gembira mendengar jawaban Pak Rame.

"Jika sudah setuju. Kita segera bersiap-siap," kata Pak Di kepada Pak Rame.

-------

Pak Rame memeriksa sekali lagi perlengkapan untuk ritual jualan sate burung gagak malam nanti. "Kantung terigu putih kumal 10 buah, tikar, golok, kipas, arang dua tas plastik, tusuk sate 20 biji, pemanggang sate, kecap, burung gagak hidup yang gemuk dua ekor, pisau sembelih dan termos besar berisi air mendidih.....hmmm...lengkap sudah," gumam Pak Rame. Perlengkapan ritual lainnya disediakan oleh Pak Di.

"Bagaimana Ra, sudah siap berangkat? Sudah pukul 9 malam ini. Mantapkan tekadmu, hilangkan rasa takutmu" nasehat Pak Di memotivasi Pak Rame.

Kami berempat sampai di bukit Suharto pukul 11 malam. Sopir mobil sewaan memarkir di pinggir jalan menuju jalan kecil di sebelah kiri jalan.

"Kamu ke area peristirahatan saja. Jika kami sudah selesai, saya akan menelepon kamu," kata Pak Di kepada sopir sewaan itu. Sopir sewaan mengiyakan dan cepat pergi.

Satu jam kami bertiga berjalan menuju tengah hutan gelap gulita menyusuri jalanan setapak dengan sentolop dipandu Pak Di yang sebelumnya telah berhasil memimpin ritual ini.

Kami bertiga sampai di lokasi ritual yang hanya diketahui Pak Di. Kami membersihkan lokasi itu sekedarnya agar kami bisa menggelar tikar. Suara binatang malam menambah suasana seram di hutan. Suara jangkerik mengerik, suara burung hantu terdengar bersahutan. Sesekali terdengar lolongan anjing.

Pak Rame mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuat sate. Pak Di pun sibuk dengan persiapan "uborampe" sajian untuk membuka alam ghaib agar bisa mendatangkan jin Aki yang sudah memesan sate burung gagak. Pak Gu karena ia mengeluarkan uang untuk seluruh biaya, ia hanya duduk-duduk saja sambil menghisap rokoknya.

Pak Di memberi isyarat siap dan akan memulai ritual kepada kedua rekannya itu. "Ra, kamu sembelih kedua burung itu setelah ada aba-aba dari saya," pesan Pak Di. "Tugasmu hanya memeriksa kantung tempat pembayaran dari jin Aki, Gu," lanjut Pak Di.

Pak Di pun membakar dupa dan mulai mengucapkan mantra-mantra.

Malam semakin gelap dan terasa dingin akibat hembusan angin malam. Suasana makin seram dengan aroma dupa yang menyengat bertebaran. Suara burung hantu semakin sering bersahutan. Dari kejauhan suara anjing melolong keras dan gelisah. Suara burung gagak yang dibawa Pak Rame pun ikut bersahutan. Pak Di pun memberi tanda agar burung gagak semuanya disembelih.

Dengan cepat Pak Rame segera menyembelih kedua burung gagak itu. Terdengar suara jeritan kesakitan dari burung gagak saat lehernya ditebas pisau tajam Pak Rame. Darahnya muncrat membasahi tangan Pak Rame. Menggelepar sebentar, lalu mati. Dengan cepat Pak Rame mencabuti bulu-bulu burung itu dengan air panas yang sudah ia siapkan sebelumnya. Tak berapa lama 20 tusuk sate burung gagak mentah pun siap dipanggang.

Aroma bau daging pun menyeruak gurih saat sate daging burung gagak itu mulai dipanggang. Kecap menambah gurih aromanya. Sate pun matang dengan cepat. Pak Rame pun menawarkan sate burung gagak matang itu dengan suara rendah, "Sate gagak...sate gagak....pesananmu sudah matang Aki. Bawakan uang pembayarannya," demikian Pak Rame menawarkan.

Pak Di semakin mempercepat mantra-mantranya, suaranya terdengar kadang naik turun seperti dengungan. Keringat dari dahi dan lehernya tampak menetes. Konsentrasi Pak Di meninggi.

Angin malam bertambah kencang suara derik cabang-cabang pohon bergesekan terdengar keras. Suara burung hantu pun semakin ramai bersahutan seolah memberitahu akan ada makhluk datang. Tak berapa lama suasana bertambah dingin. Angin berhembus sangat kencang di lokasi itu. Tiba-tiba bayangan hitam berkelebat disertai lolongan gerombolan serigala yang memancarkan sinar mata buas kelaparan. Mengerang keras di di depan Pak Di. Pak Di bergeming. Ia tak terpengaruh. Pak Gu pun tampak tenang karena ia sejak awal sudah memejamkan matanya menggunakan penutup mata.

Namun sebaliknya terjadi pada Pak Rame. Demi melihat belasan serigala buas yang seolah kelaparan dan ingin memangsanya mengelilingi lokasi ritual itu, Pak Rame takut bukan kepalang. Ia tak siap, pikirannya mengutuk Pak Di kenapa sebelumnya ia tidak bercerita bahwa ada segerombolan serigala akan muncul. Tak sadar ia pun mengucapkan ayat-ayat suci yang pernah ia pelajari sewaktu mengaji. Tak sadar ia pun membaca ayat kursi yang kakeknya mengajarkan jika ada makhluk jadi-jadian muncul. Namun suara Pak Rame tercekat, ia tak mampu mengeluarkan suara, sehingga ayat-yata itu pun hanya diucapkan dalam hati.

Mungkin belasan serigala buas itu merasa ada yang lebih menakutkan mereka. Satu persatu serigala itu lenyap tak berbekas. Pak Rame pun berkurang rasa takutnya. Ia merasa punya perlindungan dengan membaca ayat-ayat pengusir makhluq jadian. Ia pun kembali menawarkan kembali sate burung gagak itu. Sementara Pak Di semakin mempercepat mantra-mantra yang dibacanya. Mulutnya komat-kamit cepat sekali, beberapa kali ludahnya muncrat. Badannya bergetar. Ia berusaha memanggil jin Aki agar segera datang mengambil pesanan sate yang dipesannya sebulan yang lalu.

Namun, bersamaan dengan lenyapnya belasan serigala itu, bayangan hitam tinggi besar juga turut lenyap tak berbekas. Keduanya mungkin terasa terbakar dengan bacaan ayat-ayat kursi yang diucapkan dalam hati oleh Pak Rame.

Satu jam berlalu.....

Dua jam terlewati.....

Tiga jam sudah.....

Pak Rame menawarkan sate burung gagak tanpa henti. Pak Di terus membaca mantra-mantra yang dikuasainya tanpa henti hingga butiran keringat yang keluar seperti butiran jagung. Sementara Pak Gu tenang duduk di belakang Pak Di sambil kedua tangannya memegang kantung terigu putih kumal seolah siap kapan saja menerima pembayaran sate burung gagak pesanan jin Aki.

Sampai shubuh tak ada tanda-tanda jin Aki mengambil pesanan sate gagak yang sudah disiapkan ketiga orang itu.

Pak Di pun berhenti membaca mantranya. Ia pun memberi tanda kepada Pak Rame agar berhenti menawarkan sate burung gagak. Kepada Pak Gu, Pak Di memberi tanda agar membuka penutup matanya.

Ketiganya kelihatan sangat lelah, karena semalaman terus berjaga. Kantuk tak dapat ditahan. Ketiganya pun tanpa sadar tertidur lelap.

-------

Sebelum berpisah, Pak Rame berpesan kepada saya untuk bekerja sebaik-baiknya dengan disertai doa ikhlas kepada Tuhan saja. Karena tidak hanya ritual sate burung gagak saja yang dilakukan oleh Pak Rame, ritual-ritual lainnya untuk mendapatkan kekayaan secara instan pun sudah dilakukannya berkali-kali. Semua nihil. Semua sia-sia. Cerita keberhasilan yang ada adalah bumbu manis cerita yang menyesatkan saja. Membuang uang, tenaga dan waktu saja.

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Kisah di atas adalah kisah nyata berdasarkan pengalaman Pak Rame yang diceritakan kepada saya di Sangatta.
***) Jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter adalah kebetulan semata.

Disalin dari : http://www.kompasiana.com/oun.samlanh/misteri-malam-jumat-ingin-kaya-raya-instan-dengan-ritual-jual-sate-burung-gagak_55cca85b1cafbd47178ff31a

Monday, June 5, 2017

Mereka Rela Menjual Nyawa Demi Menjadi Kaya. Pesugihan, Dari Tuyul Sampai Nyi Blorong: Hanya Takhayul Dan Cerita Bohong?



Siapa tidak ingin kaya, dengan cara mudah dan dalam waktu cepat pula? Meskipun begitu, tidak lantas semua jalan kita terabas agar kita bisa mencapai tempat teratas.

Pesugihan, mulai tuyul sampai Nyi Blorong menimbulkan pertanyaan besar di hati kita, apakah semua itu hanya cerita takhayul dan berita bohong?


Bersama rekan-rekan wartawan, saya pernah mengumpulkan cerita dari mulut ke mulut itu sampai mendapatkan kisah-kisah ini. Berikut tiga kisah yang berhasil saya kumpulkan dari rekan wartawan maupun sahabat pelayanan.

Nyi Blorong Bukan Cerita Bohong


"Mbak, malam ini Ibu dan Bapak mau kondangan ke kota. Kamu jaga rumah, ya. Jangan lupa mandi yang bersih. Malam ini tidur saja di kamar Ibu dan Bapak, ya. Bapak dan Ibu akan menginap di kota," ujar nyonya rumah kepada pembantunya. Meskipun heran dengan permintaan tuan dan nyonyanya, pembantu rumah tangga itu hanya berkata, "Nggih, ndoro."

Setelah mandi bersih, malam itu Mbak Siti - sebut saja namanya demikian - mencoba tidur di kamar majikannya. Dia merasa sangat heran. Mengapa dia harus tidur di ranjang tuan dan nyonyanya? Rasanya aneh sekali jika seorang batur seperti dirinya tidur di ranjang tuan dan nyonya.

Malam itu dia gelisah sekali. Bisa jadi karena tidak terbiasa tidur di atas ranjang besar dan empuk. Atau, ini yang membuatnya gemetar, perasaan aneh yang membuatnya tidak bisa memejamkan mata walau sekejap pun. Menjelang tengah malam, dia mendengar suara-suara aneh, seperti benda besar yang bergesekan dengan tanaman dan rumput di halaman dan diselingi dengan suara seperti tiupan angin. Perasaan dingin mulai melingkupinya sehingga dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Semakin larut, semakit takut dia. Akhirnya dia memutuskan untuk turun dan sembunyi di balik lemari.

Baru saja dia merasa berada di tempat yang aman, tiba-tiba ...

"BRAKKK!"

Jendela kamar terbuka.

Dengan penuh ketakutan dia mengintip. Seekor ular besar merayap masuk langsung menuju ranjang. Dia bergidik membayangkan tadi dia tidur di situ. Ular itu mengaduk-aduk selimut. Tampaknya ular itu sedang mencari sesuatu. Saat tidak mendapatkan apa-apa, dia keluar kamar lewat jendela yang terbuka dengan desis kemarahan.

Pembantu rumah tangga itu gemetaran di balik lemari. Apa yang terjadi seandainya dia masih di atas ranjang? Membayangkannya sudah membuat keringat dingin bercuran dan lutut goyang sendiri.

Keesokan harinya, dia mendapat kabar bahwa majikannya mati mendadak dengan cara yang tidak wajar. Pembantu itu langsung kembali ke kampungnya.

Tuyul Bukan Takhayul


Meskipun belum pernah melihat sendiri, saya mendengar kisah-kisah tuyul dari orang-orang yang bisa saya percayai. Ada banyak versi tentang tuyul, tetapi dari sekian banyak yang saya dengar ceritanya, tuyul adalah makhluk halus berbentuk anak-anak kecil. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mulutnya miring ke atas. Mereka 'dipekerjakan' untuk mencuri uang dari masyarakat sekitar.

Namanya 'anak kecil', tuyul masih suka bermain, sehingga ada orang yang mencoba 'menjebak' mereka dengan cara yang unik. Mereka mengambil yuyu [kepiting kecil yang biasa ada di kali kecil di sawah] dan menaruhnya di toples yang dibalikkan serta menempatkannya di atas meja. Saat tuyul-tuyul datang, keinginan mereka untuk mencuri teralihkan. Mereka lebih senang bermain-main dengan yuyu yang ada di dalam toples. Dengan teknik dan upacara tertentu - katanya pakai rambut - mereka bisa ditangkap. Ketika tuyul itu 'dilombok' [mulut mereka dilumuri cabe yang sudah ditumbuk], majikannyalah yang akan kepedasan.

Orang-orang yang mencari pesugihan dengan memakai tuyul biasanya harus menyediakan makanan para tuyul, berupa bubur. "Jangan sajikan bubur yang panas, ya," ujar seorang majikan kepada pembantunya.

Suatu hari - entah karena lupa atau ingin 'mencobai' - pembantu rumah tangga itu menyajikan bubur di tempat yang sudah ditentukan sang majikan. Namun, kali ini masih panas, baru saja diangkat dari kompor.

Keesokan harinya, dia kaget melihat mulut majikannya seperti terbakar dan menderita sariawan parah. Pembantu itu langsung diberhentikan. Ternyata, ketika tuyul makan bubur panas, pemiliknya ikut merasakannya.

Ayam Hitam Pembawa Kelam


Kisah pesugihan lain yang saya dengar mengisahkan pasangan suami-istri usahawan yang sedang mengalami kebangkrutan. Oleh seorang teman, mereka dirujuk menemui orang pintar. Mula-mula pasangan suami-istri ini keberatan karena mereka memang umat beragama. "Tenang, orang itu bukan dukun. Lakukan saja apa yang mereka katakan dan usahamu akan bangkit kembali," demikian iming-iming temannya.

Sekadar mencoba tidak apa-apa. Begitu mungkin yang ada di hati pasangan yang sedang galau itu. Mereka berangkat menemui orang pintar itu. Ternyata benar, tidak ada menyan segala. Mereka pun tidak dijampi-jampi dan diberi jimat. Mereka hanya diminta untuk kembali sambil membawa ayam hitam seluruhnya. Setelah itu, ayam yang mereka bawa diolah oleh istri orang pintar itu. Mereka diminta menunggu di ruang tamu.

Begitu ayam selesai diolah menjadi ayam panggang, mereka hanya diminta untuk menghabiskannya. Secara wajar, mereka bisa menghabiskan ayam itu. Bukan hanya karena ukurannya kecil, tetapi mereka memang belum makan dan ayam olahan itu tampak menggiurkan.

Namun, begitu sang suami mematahkan satu paha ayam untuk dia gigit, ada perasaan tidak enak yang tiba-tiba saja menyergap hatinya.

Perasaan yang sama dirasakan sang istri.

Mereka memutuskan untuk tidak jadi makan.

Baru saat tahu mereka menolak makan ayam hitam itu, orang pintar yang tadinya ramah tiba-tiba berubah. Dia naik pitam dan mengusir mereka keluar rumah tanpa mau dibayar.

Sesampai di perumahan tempat mereka tinggal, pasangan suami-istri itu kaget karena rumah mereka dikerumuni para tetangga. Ternyata anak mereka yang sedang bermain di jalan tertabrak kendaraan dan pahanya patah. Mereka langsung terduduk lemas. Apa yang akan terjadi seandainya mereka menghabiskan ayam panggang tadi? Sekali lagi, pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Peringatan Tuhan yang Seharusnya Kita Perhatikan


Berdasarkan tiga kisah orang-orang yang mencari pesugihan di atas, kita bisa mengambil pelajaran yang sangat penting:

1. Tidak ada makan siang gratis

Pesugihan, bagaimanapun bentuk dan caranya, tidak gratis. Ada harga yang harus kita bayar. Bayarannya jauh lebih mahal ketimbang yang bisa kita bayangkan. Ada yang anggota keluarganya jadi gila, bahkan meninggal dunia. Orang mengenalnya dengan istilah 'tumbal'.

2. Kerja keras dan bukan jalan pintas

Untuk naik ke atas atau menaikkan taraf hidup kita, kerja keras tidak boleh digantikan dengan jalan pintas. Namanya saja jalan pintas, kita tidak tahu apa yang ada di depan.

Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

Jangan terlalu cepat menerabas untuk sampai ke atas. Perlu anak-anak tangga untuk kita tapaki.

3. Jangan pernah lupakan Tuhan dalam setiap keinginan

Tidak ada seorang pun yang bisa melawan hukum alam, apalagi melawan Tuhan. Jauh lebih bijak jika kita mengikuti aturan yang sudah Tuhan tetapkan.

Kitab Suci mengajar kita untuk tidak salah jalan.

Sunday, March 26, 2017

Pesugihan roro mendut



kisah roro mendut lumayan populer dikalangan penggemar mistik, roro mendut merupakan putri dari adipati pati pada masa kerajaan mataram. dialahir di desa Trembagi,Pati.pada masa itu Roro mendut kondang itu dikarenakan keelokan wajah cantiknya sampai-sampai raja Mataram yang pada masa itu merupakan Wirruguno kepincut serta ingin mempersunting nya.

akan tetapi Roro mendut enggan untuk dipersunting oleh Wiroguno serta diam-diam menjalin hubungan gelap dengan seorang pemuda tampan bernama Pronocitro. Pronocito berasal dari Pati, untuk tetap dapat berdekatan dengan Roro Mendut Prono citro berangkat ke Mataram serta menyamar sebagai Pekatik (perawat Kuda)

Pronocitro tinggal di dekat kerajaan Mataram kurang lebih 25 Kilometer dari kerajaan, lebih tepatnya di Sendangtirto. faktor ini dilakukan supaya mereka berdua tetap dapat menjalin hubungan asmara.
sampai akhirnya, satu saat Wiruguno mengenal serta memergoki mereka saat/ketika menjalin

Asmara, tanpa berpikir panjang Wiruguno menghunuskan keris serta menghujamkan keris nya ke tubuh Pronocitro bakal tetapi sebelum keris tersebut menancap di tubuh Pronocitro, Roro Mendut melindunginya. sampai  pada akhirnya keris pusaka dari Wiru Guno menacap ke tubuh Roro mendut menembuh tubuh Proncitro juga, sampai  pada akhirnya mereka berdua mati dalam keadaan berpelukan. mereka berdua dimakamkan dalam satu liang kubur tetap dalam keadaan berpelukan.
keadaan makam tersebut, kini tak terawat tak ada yang memelihara bahakan disalahgunakan menjdai cocok ritual pesugihan, entah bagaimana asal usulnya sampai  kini tak sedikit yang percaya apabila melakukan ritual pesugihan di tempat tersebut di haruskan untuk berhubungan seks. bakal tetapi apabila pesugihan gunung kemukus haruslah dengan pasangan yang tak resmi, di makam Roro jonggrang merupakan kebalikanya apabila melakukan hubungan seksharus dengan pasangan yang sah menurut agama.

Baca selengkapnya.....

Pesugihan gunung kemukus




Cara Berhasil - yang pertama yang paling kondang sebagai pesugihan seks yakni pesugihangunung kemukus, telah berubah rahasia umum apabila ritual pesugihan ini dilakukan dengan petunjuk berhubungan seks

Gunung kemukus merupakan tempat yang semestinya belum dapat dikatakan sebagai gunung, karenakemukus hanyalah suatu  bukit di daerah jawa tengah lebih tepatnya dikota Sragen.
selain populer itu dikarenakan pesugihan seks nya tempat ini juga dikenal mempunyai pemandangan yang lumayan indah serta mempesona tepat untuk dijadikan tempat wisata.

kembali ke pembahasan, faktor yang paling hebat di tempat ini merupakan pesugihan seks nya, untuk memperoleh pesugihan seseorang di haruskan melakukan pesta seks dengan seseorang yang bukan pasangan nya dalamwaktu tujuh kali berturut-turut dengan pasangan yang sama, serta gilanya lagi ritual seks ini wajib dilakukan ditempat terbuka, di hutan belantara rumit gunung kemukus.

untuk kamu yang tertarik dengan pesugihan ini, disana tak sedikit penyedia jasa pasangan untuk ber-ritual seks, yah benar sekali disana tak sedikit PSK yang menjajakan dia untuk diajak berpesta seks.
jika dibandingkan dengan pesugihan tipe lain, pesugihan seks digunung kemukus tak terlalu susah bahkan dapat dikatak gampang bakal tetapi apabila sangatlah berfikir waras pasti tak bakal mengambil pesugihan seks ini, itu dikarenakan resiko lumayan berbahaya yakni tertular hama kelamin belum juga Kamu yang muslim pasti wajib berpikir seribu kali itu dikarenakan dosanya berlipat-lipat.

Gunung kemukus, gunung yang kondang karena pesugihan ritual seks nya ini berada di bagian selatan waduk kedung ombo, kabupaten Sragen. gunung kemukus merupakan kawasan dataran tinggi berupa bukit yang di atasnya terdapat makam pangeran yang konon dari kerajaan majapahit yakni Pangeran Samudro.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak orang yang berkunjung ke gunung kemukus untuk mencari pesugihan dengan cara berhubungan intim dengan pasangan yang tidak sah.

Ritual mesum ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang ingin mencari jalan pintas untuk menjadi kaya akan tetapi dengan cara yang mudah dan tanpa tumbal. di gunung ini ratusan bahkan pada hari-hari yang dianggap baik pengunjung mencapai ribuan. mereka mencari pasangan mesum untuk menjalani ritual pesugihan tersebut.

Untuk mencapai tempat ritual pesugihan ini tidaklah sulit dari solo anda bisa naik kendaraan umum atau pribadi dan berhenti dibelawan, di sebelah kiri anda akan menemukan semacam gapura atau pintu gerbang bertuliskan “Daerah Wisata Gunung Kemukus” dari situ anda tinggal jalan kaki untuk menuju tempat penyeberangan dengan perahu.

Ritual pesugihan di gunung kemukus mengharuskan seseorang untuk berziarah dan melakukan hubungan seks dengan passangan yang tidak resmi sebanyak tujuh kali yang pada umumnya dilakukan pada malam jumat pon / kliwon.

Di Gunung kemukus terdapat kompleks makam yang terdiri dari 3 buah makam, sebuah makam besar dengan kelambu putih adalah makam Pangeran Samudro dan Ibunya, sementara dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia pangeran samudro. di sebelah bangunan utama terdapat bangsal besar untuk para peziarah sekedar untuk beristirahat.

Pesugihan Gunung Kemukus ini berawal dari cerita rakyat yang kurang lebihnya seperti ini.

Pada zaman dahulu, ada seorang pangeran Muda dan Tampan dari kerajaan Majapahit bernama Pangeran Samudro, ada versi lain yang menyebutkan bukan dari kerajaan Majapahit akan tetapi dari kerajaan Pajang.

Alkisah, Pangeran Samudro jatuh cinta kepada Ibunda nya sendir yang bernama Dewi Ontrowulan, mereka pun menjalin cinta terlarang selama beberapa waktu sampai akhirnya Ayahanda dari pangeran Samudro mengetahui hubungan terlarang tersebut. sehingga Ayahanda nya Murka dan mengusir Pangeran Samudro dari Istana.

Dalam kenestapaan nya, Pangeran Samudro berkelana samapi akhirnya sampai di Gunung Kemukus dan menetap di sana, selang beberapa tahun Dewi Ontrowulan (Ibunda Pangeran Samudro) menyusul ke Gunung Kemukus untuk melepas kerinduan setelah sekian lama tidak bertemu, akan tetapi malang tak dapat ditolak, belum juga melakukan hubungan intim pasangan ibu dan anak tersebut dipergoki oleh masyarakat dan dirajam ramai-ramai hingga keduanya tewas. konon sebelum Pangeran Samudro tewas, Dia bersumpah dalam bahasa jawa yang kurang lebih artinya begini “Baiklah aku menyerah, akan tetapi aku bersumpah. Siapa yang melanjutkan dan meniru perbuatanku, dia akan menebus dosaku dan sebagai imbalan nya akan ku turuti semua permintaan nya”. Hal ini lah yang menjadi dasar ritual pesugihan seks di tempat tersebut. sumber

Sunday, February 12, 2017

Ritual Jual Beli Janin Bayi Pesugihan (Oleh : Ono S. Haisan

Mungkin ini adalah peristiwa yang sangat langka. Pasalnya, pelaku pesugihan model ini bisa memamfaatkan ‘ Janin bayi ‘ dari seorang gadis yang masih perawan. Konon, janin bayi tersebut adalah tumbal awal dari perjanjian dalam penarikan harta gaib. Meski sudah sering diigatkan tentang akibatnya jika menjalani pesugihan, namun para pelaku sepertinya sudah buta mata dan buta mata hati.
Memang benar yang sering dikatakan banyak orang, bahwa apapun bentuk dan tujuannya, bersekutu dengan makhluk halus akan banyak ruginya daripada untungnya. Banyak faktor menjadi penyebab kenekatan seseorang melakukan persekutuan dengan makhluk halus dalam upaya memperkaya diri secara instan.
Padahal nyata-nyata telah di mengerti jika hal itu dikutuk oleh agama apapun. Alasan yang mereka kemukakan terkesan klise, yaitu terhimpit faktor ekonomi. Disamping itu, mereka juga merasa iri dengan keberadaan masyarakat di sekitarnya yang hidup bergelimang harta.
Dalam kaca mata islam, yang diyakini mampu menjadi rambu pencegah kenekatan melakukan persekutuan gaib demi terpuaskan urusan duniawi, sudah sering didengungkan dalam segala bentuk dan syiar. Akan tetapi kenyatannya, justru hal tersebut banyak dipalingkan oleh sebagian orang. Kadang juga dijadikan topeng semata agar bisa menutupi perbuatan kotor tersebut.

Tragisnya demi hal itu pengorbanan yang dipersembahkan yang biasa diminta adalah nyawa manusia anehnya juga mampu terpenuhi. Tidak perduli diri sendiri, istri, anak atau orang lain yang masih ada hubungan sedarah. Sungguh tidak manusiawi, karena kenyataan ini tak beda dengan tindakan kejahatan pembunuhan yang terselubung. Sayangnya untuk mengungkap pembuktiannya susah didapat. Pasalnya modus kejahatan yang terjadi dalam bungkus alam tidak kasat mata, pembuktian secara hukum sangatlah lemah.
Persaingan tak kunjung selesai.

Keras dan penuh persaingan ketat. Itulah yang dialami Kusmayadi, warga kabupaten Karawang, Jawa barat, tentang kondisi kehidupannya akhir-akhir ini. Pria berusia 41 tahun itu kini hanya bisa menyesali hasil perbuatannya setelah harta yang paling berharga melayang sia-sia.


Bahkan kerasnya kehidupan nyaris membuat pria kelahiran 10 Oktober 1975 itu frustasi. Kusmayadi baru benar-benar menyadari keras dan ketatnya kehidupan, setelah lebih dari dua tahun kesulitan mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya sudah berusaha mencari jalan tersebut. Akan tetapi keberuntungan belum mau menyapa dirinya yang sudah putus asa.

Termasuk rela meninggalkan kampung halaman untuk mengembara ke kota-kota besar. Berbagai macam perusahaan, baik yang berskala besar ataupun kecil, telah didatangi. Namun semuanya tidak membuahkan hasil. Padahal kala itu, perusahaan yang didatanginya banyak yang sedang membutuhkan karyawan.
Tetapi dengan berbagai alasan, lamarannya selalu ditolak.

Menghadapi kenyataan seperti itu, akhirnya Kusmayadi memutuskan kembali ke kampung halaman. Bahkan disana, sebagian besar hari-harinya, dia isi dengan mencangkul (menggarap) sawah orang lain atau menjadi kuli bangunan. Yang penting, hari itu bisa membawa hasil, meskipun tidak seperti yang diharapkan istrinya yang menunggu di rumah.


Kira-kira setengah tahun tinggal di desa, Kusmayadi merasakan sangat prihatin dengan keadaan perekonomian keluarga. Karena itu, pria berkulit gelap itu kemudian memutuskan untuk bekerja pada salah seorang tetangganya, “ Meski hanya bekerja di home industry (rumahan) , namun saya merasa senang karena bisa membuat dapur saya ngebul (bisa masak), “ ujar putra ke dua dari tiga bersaudara itu.

Selama bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang frinting atau sablon kaos dan percetakan itu, etos dan cara kerja yang dia tunjukan mampu membuat kagum pemiliknya. Hingga akhirnya, diapun dipercaya sebagai kepala bagian di Cv tersebut.

Namun, kenaikan jabatan tersebut tak secara otomatis membuatnya merasa senang dalam menjalani pekerjaannya. Tetapi justru sebaliknya. Berbagai cobaan menghantam dirinya sehingga mengusik konsentrasi kerja. Cobaan paling berat, datang dari rekan-rekan sekerja yang iri atas pengangkatan dirinya sebagai kepala bagian.

Dengan berbagai cara, kelompok pekerja tersebut berusaha merusak hubungan baik Kusmayadi dengan sang majikan. Namun, meski isyu dan fitnah telah dihembuskan, kepercayaan sang majikan kepadanya, tak kunjung luntur. Hal itu tentu saja semakin meningkatkan kegeraman mereka.

Hingga akhirnya diantara mereka ada yang menggunakan cara-cara mistik. Hal itu baru disadarinya, setelah Kusmayadi menemukan beragam macam benda aneh seperti paku, silet, beling, boneka kecil hingga kendi air yang di isi garam dan cengek (Lombok) tergeletak di depan pintu rumahnya. Untungnya serangan-serangan gaib tersebut tak sampai mencelakakan Kusmayadi dan Sopiah, istrinya.

Menyadari persaingan semakin tak sehat, pria berwatak kalem itu mencoba mengajak berdamai para pekerja yang tak senang padanya. Akan tetapi dari langkah-langkah tersebut, dia tak menemukan jawaban.
Sehingga akhirnya, dia sendiri yang mengalah dengan memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut. Tentunya, hal itu dia lakukan secara baik-baik kepada sang majikan. “ Sebenarnya bos saya itu keberatan jika saya ke luar. Tapi, mau bagaimana lagi ? Jika teman sekerja sudah tidak menghendaki kehadiran saya, “ terang Kusmayadi dengan rendah diri.

Semenjak keluar dari Cv itu, Kusmayadi kembali pada aktifitas semula, yakni menggarap sawah milik orang lain. Atau tidak jarang pula, jika kepepet dia rela menarik becak yang sedang nganggur milik tetangganya. Lelaki asal Loji Pangkalan itu, tidak mau memperlihatkan kekurangan dihadapan sang istri yang sangat dia cintai. Dia benar-benar mempertanggung jawabkan tekatnya yang sudah memilih Sopiah, sebagai istri.

Sampai kemudian pada suatu hari, tanpa di duga, pada saat dirinya sedang ngetem (nunggu penumpang) di prapatan Tanjung pura, Kusmayadi dihampiri sebuah mobil keren. Awalnya, dia mengira penumpang sedan berwarna metal itu sedang kesasar atau akan menanyakan sebuah alamat. Namun, setelah melihat siapa yang turun dan menghampirinya, Kusmayadi menjadi terkesiap, kaget.

Pasalnya, pria ganteng dengan pakaian yang perlente itu tidak lain adalah temannya semasa kecil, yang lama meninggalkan Karawang. Hendro, demikian nama pria pemilik sedan itu. Masih diingat saat pergi pamit, Hendro masih dalam kondisi serba kekurangan.

Bahkan untuk ongkos pergi merantau saja harus meminjam uang dan perhiasan emas pada Kusmayadi. Maka tidak aneh, jika pertemuannnya saat di prapatan terminal Tanjung pura itu, begitu terlihat sangat.. ..sangatlah akrab, bak dua saudara yang lama tidak bertemu. Dikatakan Hendro, bahwa dirinya pulang ke Karawang hanya untuk mengunjungi keluarganya yang telah lama dia tinggalkan.

Setelah bosan berbincang ngalor-ngidul tentang kenang-kenangan waktu itu, Hendro menjadi prihatin atas keberadaan teman akrabnya ini. Meski awalnya, agak berat untuk mengungkapkan, tetapi akhirnya dia memberanikan diri untuk mengajak Kusmayadi keluar dari kemiskinan. Dirinya begitu prihatin menyaksikan kondisi temannya yang terpuruk. Awalnya Kusmayadi sedikit risih ketika Hendro cerita jika keberhasilannya itu adalah hasil kerjanya yang dibantu oleh seorang paranormal. Dikatakan Hendro, bahwa keberhasilannya itu hanya bermodalkan mencari seorang gadis perawan tetapi sudah hamil diluar nikah.

Ditambahkan, janin bayi dari perut gadis perawan itulah yang akan menghasilkan banyak uang. Dan, Kusmayadi hanya cukup memberi sumbangan tali kasih pada gadis itu dengan nilai nominal sepadan (lima juta rupiah). Mendengar nilai yang disebutkan, Kusmayadi sampai tersentak, batinnya berkutat, jangankan uang jutaan, buat makan sehari-hari saja sulitnya minta ampun.

“ Ya, kamu jangan melihat dari berapa besar uang yang akan kamu keluarkan, tetapi kamu harus lihat hasilnya nanti, uang milyaran bakal kamu terima, “ tegas Hendro, memberi penjelasan, ketika Kusmayadi kebingungan.

Mendapat tawaran demikian, Kusmayadi tak langsung memberikan jawaban. Dirinya memilih mempertimbangkannya lebih dulu. Hal itu ia lakukan karena memang sebelumnya, dia termasuk orang yang anti dengan hal-hal berbau mistik. Soal uang, pikirnya bisa saja dia pinjam pada seseorang atau pada Hendro, toh sebelum dia sukses, dia juga yang pernah membantunya.
Setelah berpikir keras, akhirnya Kusmayadi memutuskan untuk membicarakannya terlebih dahulu dengan Sopiah, istrinya. Jika memang hal itu jalan satu-satunya, mungkin saja dia bisa menghubungi Hendro kembali.
Sang istri ngotot minta ijin.

Kusmayadi sebenarnya cukup tegar, menghadapi hidupnya yang serba pas-pasan. Sebagai manusia biasa, dia memang mengharapkan hidup yang lebih baik dalam segi ekonomi. Namun dia masih bisa berpikiran sehat, dengan tidak melakukan cara-cara konyol dan sesat. Kusmayadi lebih memilih berusaha tak kenal lelah dengan memafaatkan keampuan dirinya. Jika akhirnya dia menjadi pelaku pesugihan, itu lebih dikarenakan Sopiah yang tak siap mental menghadapi keadaan tersebut.
Tapi sesungguhnya, Sopiah adalah wanita berhati baik. Hanya saja, ia yang berasal dari keluarga bergelimang harta tak biasa untuk hidup dalam kemiskinan. Apa lagi, dia sendiri yang dulu ngotot memilih Sopiah menjadi istrinya, meski ditentang mati-matian oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Makin hari, kondisi mental Sopiah kian parah. Meski tak perah berani marah pada Kusmayadi,namun hampir setiap hari ia mengeluhkan kondisi hidup mereka. Kusmayadi sendiri sebenarnya cukup bisa memaklumi sikapnya. Dalam hati kecil, dia juga ingin membahagiakannya dari sisi materi. Tapi apa lacur, kondisi mental istrinya benar-benar parah.
Hingga pada suatu malam, ketika Kusmayadi menceritakan tentang pertemuannya dengan Hendro bahkan teman semasa kecilnya itu akan membantu mengangkat derajat hidupnya agar keluar dari kemiskinan, Sopiah langsung menanggapi dengan serius. Bahkan tanpa terduga, istrinya mencetuskan usulan gila yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Dengan sangat hati-hati, sang istri meminta suaminya untuk menerima tawaran temannya itu, untuk mencari kekayaan lewat jalur pesugihan. Yang membuat Kusmayadi terheran-heran, manakala istrinya memutuskan sendiri untuk pergi ke jawa tengah, jika Kusmayadi tidak menyetujuinya. Dan yang membuat Kusmayadi semakin salah sikap, Sopiah terus merengek agar suaminya bersedia memenuhi keinginannya itu. Resiko yang dijelaskan jika menjalani pesugihan itu, juga tak cukup ampuh untuk meredam keinginanya. Bahkan ia mengatakan bersedia jika harus menjadi tumbal dari pesugihan tersebut.

Hingga dua minggu berselang, Kusmayadi masih mampu bertahan untuk tidak menyetujui gagasan istrinya. Tentunya dengan alasan, bahwa Hendro, belum menghubungi dirinya. Akan tetapi, ketika istrinya akan ke jawa tengah bersama Hendro, Kusmayadipun tak berdaya menghindar lagi. Bagaimana pun dia masih menyayanginya. Dia tidak tega jika istrinya berbuat yang tidak-tidak. 

Hingga pada suatu hari, setelah Kusmayadi memanggil Hendro dan menyetujui tawaran temannya itu, selepas maghrib, mereka berkumpul di rumah Kusmayadi. Namun kali ini Hendro datang tidak sendiri, tetapi membawa pula seorang laki-laki yang usianya lebih tua darinya. Pria berwajah dingin itu, memperkenalkan diri dengan nama pak Guguh. Kusmayadi tidak begitu jelas, apa maksud Hendro membawa lelaki yang tak dikenalnya itu dalam perjalanan mereka. Kusmayadi dan istrinyapun tak mau tahu urusan orang tersebut. Yang jelas, begitu semua persyaratan ritual dan perlengkapan segala kebutuhan selama perjalanan telah dipersiapkan, keempatnya berangkat menuju jawa tengah.
Baca selengkapnya.....

Thursday, January 12, 2017

Pengalaman 'Ngeri' Si Wanita Makan di Warung Pakai Pelaris



Dream - Sudah menjadi hal yang wajar jika para pedagang menginginkan barang dagangannya laris dan mendapat keuntungan berlipat ganda.

Sehingga banyak yang menggunakan strategi bisnis agar barang dagangan laku keras, atau paling tidak menarik banyak pelanggan.

Namun ada juga beberapa pedagang yang menggunakan metode yang dilarang secara hukum maupun agama untuk melariskan barang dagangan mereka.

Seperti yang dibagikan oleh Nurul Kasmadillawati Zakaria ini yang menceritakan tentang berbagai pelaris berdasarkan pengalamannya.

Menurut Nurul yang warga Malaysia ini, penggunaan pelaris di warung makanan atau restoran bukanlah hal yang baru. Bahkan warung yang terlihat islami sekali pun tak luput dari penggunaan pelaris ini.

Nurul membagikan masalah pelaris di warung atau restoran ini karena kasihan dengan orang-orang yang datang untuk makan. Mereka tidak sadar jika makanan yang mereka makan kotor. Karena khadam (makhluk halus yang diberi tugas melariskan warung atau restoran itu) kencing pada makanan.

Ciri-ciri Warung yang Pakai Pelaris

Berikut beberapa macam pelaris dan ciri-ciri warung atau restoran yang memakai pelaris menurut Nurul.

1. Warung yang pakai pelaris pemiliknya biasanya tidak atau jarang sholat. Dia tidak bisa sholat secara konsisten sebab khadam akan merasa panas. Jika sempat berkenalan dengan pemilik warung, perhatikan sholatnya. Jika tak bertemu dia saat sholat wajib atau sholat Jumat, tapi tiba-tiba muncul setelah orang-orang selesai sholat, kemungkinan dia punya khadam.

2. Pelaris adalah salah satu bentuk sihir. Pemilik warung biasanya menggunakan wafa'. Ini adalah semacam jampi atau mantera yang ditulis dalam kertas atau kulit binatang. Ada wafa' yang ditulis menggunakan ayat Alquran. Namun ada juga yang ditulis dalam huruf yang sulit dibaca. Malah ada yang ditulis dalam bahasa Thailand atau Jawa. Warung yang menggunakan pelaris model ini biasanya meletakkan wafa' di bawah nampan tempat makanan atau digantung seperti ayat Alquran.

3. Untuk warung yang pakai khadam tidak akan memasang hiasan ayat Alquran. Kalau ada pelanggan yang baca Alquran, pemilik warung akan bertanya baca apa. Kalau hanya dengan azan, khadam tidak apa-apa. Tapi kalau baca ayat Alquran, khadamnya marah. Panas katanya. Apalagi jika ada yang baca surah Al-Jin atau Al-Mulk.

4. Kita sering lihat orang-orang serbu sebuah warung, seperti mereka punya selera yang besar. Tapi bila orang-orang itu beli dan dibawa pulang, makanan tiba-tiba terasa basi atau rasanya tidak sama dengan saat makan di tempat. Ini artinya khadam warung tersebut sengaja menutup makanan tersebut agar terlihat atau terasa nikmat saat dimakan di tempat.

5. Warung atau restoran yang memakai pelaris kadang juga memasang hiasan atau akesori yang pengunjung kadang tidak mengerti kenapa barang tersebut ada di situ. Misalnya, tanduk kerbau yang digantung bersama gambar wali songo atau tulisan assalamualaikum, kulit kerang, mimi yang dikeraskan, atau parang yang digantung dalam warung atau restoran. Semua barang-barang ini adalah tempat untuk memberi makan atau tinggal khadam yang dipelihara di dalam warung atau restoran.

Pengalaman Ngeri

Nurul mengatakan dia bercerita tentang pelaris di warung ini berdasarkan pada pengalaman dan pengetahuannya saja.

Tidak itu saja, dia juga membagikan pengalaman seorang teman bernama Encik Hensem yang suka makan di satu warung nasi lemak yang cukup terkenal di Kuala Lumpur.

Orang selalu antre 2 hingga 3 baris untuk merasakan nasi lemak di warung tersebut. Padahal rasanya biasa saja, malah harganya sedikit mahal. Meski begitu, Encik Hensem tetap suka saja.

Satu malam dia ajak Nurul pergi makan ke warung itu. Sampai sana, Encik Hensem ikut antre. Nurul sendiri duduk di meja bersama anak-anak. Sambil tengok orang berbaris. Tiba-tiba dengar seorang karyawan teriak " Nasi habis. Ambil nasi" .

Nasi Disimpan di Toilet

Bagian inilah yang membuat Nurul tak mau lagi ke warung tersebut. Sampai mati Nurul takkan lupa. Ada seorang karyawan pria ke belakang. Buka pintu toilet dan ambil 1 periuk nasi. Sementara itu ada banyak lagi panci lain bersusun bertingkat-tingkat. Semua itu pasti berisi nasi.

Toilet tersebut jenis jongkok. Memang jelas terlihat jamban dalam toilet tersebut. Panci dalam toilet tersebut semuanya tertutup rapi. Tapi apa motifnya menyimpan nasi dalam toilet? Mungkin toilet itu sudah tidak digunakan. Tapi toilet tetap toilet, tempat kotor.

Saat lihat kejadian itu, Nurul angkut anak-anak menuju ke Encik Hensem untuk batal pesan. Sayangnya dia sudah mau bayar. Makanan sudah dibungkus. Memang rencananya ingin bungkus, makan di rumah lebih nyaman.

Malam itu Nurul tidak cerita ke Encik Hensem. Esok lusa baru cerita. Sejak itu memang sudah tak pernah jejak kaki ke sana. Kalau lewat dan lihat orang-orang antre, kasihan. (Sumber: ohbulan.com)